Senin, 01 Juli 2019

Model-model Penelitian Ilmu Kalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam mempunyai banyak dimensi, mulai keimanan, akal, ekonomi, politik, lingkungan, perdamaian sampai kehidupan rumah tangga. Dalam memahami berbagai dimensi tersebut, ajaran Islam memerlukan berbagai pendekatan yang dikaji dari berbagai ilmu. Misalnya, dijumpai ayat-ayat tentang proses pertumbuhan dan berbagai anatomi tubuh manusia. Seperti itulah hubungan islam dengan pendekatan berbagai ilmu pengetahuan. Apabila pendekatan pemahaman keislaman kurang komprehensif, terjadi persepsi yang tidak utuh sehingga terjadi kondisi yang variatif. Ilmu kalam atau teologi termasuk salah satu bidang studi islam yang amat dikenal baik oleh kalangan akademis mupun masyarakat pada umumnya. Hal ini antara lain terlihat dari keterlibatan ilmu tersebut dalam menjelaskan berbagai masalah yang muncul di masyarakat. Keberuntungan atau kegagalan seseorang dalam kehidupan yang dilihat dari sisi teologi. Kemiskinan atau keberuntungan seseorang sering dikaitkan dengan takdir Tuhan, dan selanjutnya manusia hanya menerima saja apa adanya. Paham yang bernada fatalistik tersebut tidak bisa dilepaskan dari paham teologi yang dianut oleh masyarakat, yaitu teologi Jabariyah yang banyak dianut oleh masyarakat, suatu ajaran yang dibawa oleh Asy’ariyah. Dengam kata lain, berbagai masalah yang terjadi dimasyarakat seringkali dilihat dari sisi teologi. Hal tersebut merupakan fenomena yang cukup menarik untuk diteliti secara lebih seksama, itulah sebabnya telah banyak karya ilmiah yang ditulis oleh para ahli dengan mengambil tema kajian masalah teologi, dan itu pula yang selanjutnya teologi menjadi salah satu bidang kajian islam mulai dri tingkat pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. B. Rumusan Masalah 1. Apa Itu Pengertian Ilmu Kalam? 2. Sebutkan dan Jelaskan Model Penelitian Ilmu Kalam? C. Tujuan 1. Untuk Mengetahui Pengertian Ilmu Kalam. 2. Untuk Mengetahui Model Penelitian Ilmu Kalam. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Ilmu Kalam Ilmu kalam atau ilmu telogi menurut pengertian secara harfiyah yaitu berasal dari kata Teo yang artinya Tuhan dan Logi yang artinya ilmu sedangkan menurut pengertian secara global yaitu ilmu yang membahas tentang masalah ketuhanan serta berbagai masalah yang berkaitan dengannya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan. Tetapi ulama’ beragam dalam mendefinisikan tentang ilmu kalam diantaranya yaitu: 1. Ibnu Khaldun Ilmu kalam ialah ilmu berisi alasan-alasan yang mempertahankan kepercayaan-kepercayaan iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan golongan salaf atau ahli sunah. 2. Muhammad Abduh Beliau berpendapat bahwa ilmu kalam ialah ilmu yang membicarakan tentang wujud Tuhan (Allah), sifat-sifat yang pasti ada pada-Nya, sifat-yang tidak pasti ada pada-Nya serta sifat yang mungkin ada pada-Nya, Dan membicarakan pula tentang rasulnya, untuk menetapkan tentang kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya, yang tidak mesti ada padanya, dan yang mungkin ada padanya. 3. Husain Bin Muhammad Al-Jassar Beliau mengatakan bahwa ilmunkalam ialah ilmu yang membicarakan tentang bagaimana menetapkan kepercayaan-kepercayaan keamanan dengan bukti-bukti yang meyakinkan. Dilihat dari segi ruang lingkup pembahasannya yang demikian itu, Teologi, tidak bisa tidak, pasti mengacu kepada agama tertentu. Loyalitas terhadap kelompok sendiri, komitmen dan dedikasi yang tinggi serta penggunaan bahasa yang bersifat subjektif, yakni bahasa sebagai pelaku, bukan sebagai pengamat adalah merupakan ciri yang melekat pada bentuk pemikiran teologis. Karena sifat dasarnya yang partikularistik, maka dengan mudah kita dapat mengemukakan teologi islam, teologi Kristen Katolik, teologi Kristen Protestan, dan begitu seterusnya. Dari beberapa pendapat yang diuraikan diatas segera dapat kita pahami bahwa teologi adalah ilmu yang secara khusus membahas tentang berbagai masalah ketuhanan serta berbagai masalah yang berkaitan dengannya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan. Dengan demikian, seseorang yang mempelajari dapat mengetahui bagaimana cara-cara untuk memiliki keimanan dan bagaimana pula cara menajaga keimanan tersebut agar tidak hilang atau rusak. B. Model Penelitian Ilmu Kalam Secara garis besar, penelitian Ilmu Kalam dapat dibagi ke dalam dua bagian. Pertama, penelitian yang bersifat dasar dan pemula. Dan kedua, penelitian yang bersifat lanjutan atau pengembangan dari penelitian model pertama. 1. Penelitian Pemula a. Model Abu Mansyur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Al-Maturidy Al-Samarqandy. Abu Mansyur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Al-Maturidy Al-Samarqandy telah menulis buku teologi berjudul Kitab al-Tauhid. Buku ini telah ditahkik oleh Fathullah Khalif, magister dalam bidang sastra pada Universitas Iskandariyah dan Doktor Filsafat pada Universitas Cambridge. Dalam buku tersebut selain dikemukakan riwayat hidup secara singkat dari Al-Maturidy, juga telah dikemukakan berbagai masalah yang detail dan rumit di bidang ilmu kalam. b. Model Al-Imam Abi Al-Hasan bin Isma’il Al-Asy’ari. Al-Imam Abi Al-Hasan bin Isma’il Al-Asy’ari yang wafat pada tahun 330 Hijriah telah menulis buku berjudul Maqalat al-Islamiyyin wa Ikhtilaf al-Mushallin. Buku ini telah ditahkik oleh Muhammad Muhyiddin ‘Abd al-Hamid, sebanyak dua juz. Sebagaimana halnya Al-Maturidy, Al-Asy’ari juga dalam bukunya tersebut membahas tentang masalah-masalah yang rumit dan mendetail tentang teologi. c. Model ‘Abdul Jabar bin Ahmad. ‘Abdul Jabar bin Ahmad menulis buku berjudul Syarb al-Usbul al-Khamsah yang tebalnya mencapai 805 halaman. Buku ini telah ditahkik oleh Doktor Abd al-Karim ‘Usman. Model ini membahas secara detail lima ajaran pokok Mu’tazillah dan berbagai masalah teologi. d. Model Al-Imam Al-Haramain Al-Juwainy. Al-Imam Al-Haramain Al-Juwainy yang dikenal sebagai guru dari Imam Al-Ghazali menulis buku berjudul al-Syamil fi Ushul al-Din yang tebalnya 729 halaman. Buku ini telah ditahkik oleh Ali Sami Al-Nasyr, Fashil Badir Uwan dan Suhair Muhammad Mukhtar. Di dalam buku ini telah dibahas tentang penciptaan alam, kitab tauhid, kelemahan kaum Mu’tazillah, akhidah, kesucian AllahSWT, ta’wil, sifat-sifat bagi Allah SWT, dan masalah illat atau sebab. e. Model Asy-Syahrastani. Syaikh Al-Imam Al-Alim Abd Al-Karim Asy-Syahrastani menulis buku yang berjudul Kitab Nibayah al-Iqdam fi Ilmi al-Kalam sebanyak dua jilid. Dalam buku ini dibahas dua puluh masalah yang berkaitan dengan teologi. Diantaranya tentang bahunya alam, tauhid, tentang sifat-sifat azali, hakikat umat manusia, tentang Allah sebagai yang Maha Mendengar dan perbuatan yang dilakukan seorang hamba sebelum datangnya syariat. f. Model Al-Bazdawi. Al-Bazdawi, yang oleh sebagian peneliti dimasukkan sebagai kelompok Asy’ariyah menulis buku berjudul Kitab Ushul al-Din yang tebalnya mencapai 260 halaman. Buku ini telah ditahkik oleh Doktor Hanaz Birlis. Yang membahas tentang perbedaan pendapat para ulama mengenai Ilmu Kalam. 2. Penelitian Lanjutan. a. Model Abu Zahrah Abu Zahrah mencoba melakukan penelitian terhadap berbagai alitan dalam bidang politik dan teologi yang dituangkan dalam buku Tarikh Al-Mazahib Al-Islamiyah fi As-Siyasah wa Al-‘Aqaid. Permasalahan teologi yang diangkat dalam penelitian ini sekitar masalah objek yang dijadikan pangkal pertentangan oleh berbagai aliran dalam bidang politik yang berdampak pada masalah teologi. b. Model Ali Mushthafa Al-Ghurabi. Ali Mushthafa Al-Ghurabi memusatkan penelitiannya pada masalah berbagai aliran yang terdapat dalam islam serta pertumbuhan ilmu kalam di kalangan masyarakat islam. c. Model Harun Nasution. Harun Nasution dikenal sebagai Guru Besar Filsafat dan Teologi banyak mencurahkan perhatiannya pada penelitian bidang pemikiran teologi Islam (ilmu kalam). Ia mengemukakan berbagai aliran teologi islam lengkap dengan tokoh-tokoh dan pemikirannya. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan A. Pengertian Ilmu Kalam Ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang masalah ketuhanan serta berbagai masalah yang berkaitan dengannya berdasarkan dalil-dalil yang meyakinkan. Tetapi ulama’ beragam dalam mendefinisikan tentang ilmu kalam diantaranya yaitu: 1. Ibnu Khaldun 2. Muhammad Abduh 3. Husain Bin Muhammad Al-Jassar B. Model Penelitian Ilmu Kalam Secara garis besar, penelitian Ilmu Kalam dapat dibagi ke dalam dua bagian. Pertama, penelitian yang bersifat dasar dan pemula. Dan kedua, penelitian yang bersifat lanjutan atau pengembangan dari penelitian model pertama. 1. Penelitian Pemula a. Model Abu Mansyur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud Al-Maturidy Al-Samarqandy. b. Model Al-Imam Abi Al-Hasan bin Isma’il Al-Asy’ari. c. Model ‘Abdul Jabar bin Ahmad. d. Model Al-Imam Al-Haramain Al-Juwainy. e. Model Asy-Syahrastani. f. Model Al-Bazdawi. 2. Penelitian Lanjutan. a. Model Abu Zahrah b. Model Ali Mushthafa Al-Ghurabi. c. Model Harun Nasution.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar