Senin, 22 Juli 2019

Urgensi Manajemen

A. Pendahuluan.
Bisnis telah menjadi aktifitas manusia setiap hari. Transaksi dalam memunuhi hajat primer, sekunder maupun tersier sulit dilepaskan dari unsur bisnis. Bahkan, kalau merujuk pada sejarah kehidupan manusia, tahap demi tahap mampu membentuk tatanan yang perspektif dalam aktifitas memenuhi hajat sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Tatanan kehidupan yang tertata baik dan terarah merupakan sendi-sendi manajemen yang tidak bisa terpisahkan dengan kehidupan manusia.
Tatanan kehidupan manusia dari berbagai bentuknya secara serta merta tidak akan terlepas dengan yang namanya manajemen dari bentuk dan keadaan yang multi dimensi.
Tentunya manajemen menjadi keniscayaan bagi kehidupan manusia untuk selalu diinovasi sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga manajemen bisa memberi manfaat yang lebih baik. Akhirnya, manajemen menjadi kata yang sedemikian populernya diperbincangkan di mana-mana, dari mulai ruangruang perkuliahan, arena seminar, media massa, rapat-rapat perusahaan, sidang kabinet hingga percakapan di teras-teras kafe.
Demam mengenai topik manajemen baik sebagai bahan diskusi formal atau sekedar snobisme pribadi tengah melanda kehidupan kita. Dari hari ke hari, semua kalangan di negeri ini mulai terbiasa membicarakan manajemen dengan pemaknaannya masing-masing, walaupun disadari ataupun tidak, manajemen masih tetap merebak di mana-mana.
Problem kemanusiaan yang semakin mengental untuk pengetahuan yang dapat menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi oleh umat Islam. Salah satunya adalah pemberian roh atau semangat keberagamaan pada manajemen yang digunakan pada berbagai instansi pemerintah maupun swasta, bisnis, organisasi, lembaga, perusahaan maupun individu dalam pengelolaan kehidupan agar lebih baik dan menuju lebih maju.
Salah satu upaya melakukannya adalah mengubah paradigma pemikiran yang selama ini materialistis berupa menjadi idealis, yang sebelumnya hedonis menjadi etis, dan yang sebelumnya menghujat nilai-nilai ketuhanan berubah menjadi lebih agamis.
Islam mengatur hubungan yang kuat antara akhlaq, akidah, ibadah danmuamalat. Aspek muamalahlah merupakan aturan main bagi manusia dalam menjalankan kehidupan sosial, sekaligus merupakan dasar untuk membangunsistem perekonomian yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Ajaran muamalah akan menahan manusia dari menghalalkan segala cara untuk mencari rezeki. Muamalah mengajarkan manusia untuk mencari rezeki secara halal dan baik.
B. Pengertian Bisnis dan Manajemen.
Bisnis termasuk kata yang sering digunakan orang, namun tidak semuanya memahami kata bisnis secara tepat dan proporsional. Hughes dan Kapoor seperti dikutip oleh Buchari Alma menjelaskan bahwa bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Lebih ringkas dari itu Brown dan Petrello menyebut bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam pengertian yang sederhana bisnis adalah lembaga yang menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bisnis ialah usaha komersial di dunia perdagangan, bidang usaha, usaha dagang.
Secara umum bisnis diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan atau rizki dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien. Skinner mendefinisikan bisnis sebagai pertukaran barang, jasa atau uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat.
Menurut Anoraga dan Soegiastuti di dalam buku Undang Ahmad Kamaludin dan Muhammad Alfan, bisnis memiliki makna dasar sebagai ”the buying and selling of goods and services”. Adapun dalam pandangan Straub dan Attner, bisnis tak lain adalah suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang-barang dan jasa-jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit.
Dari definisi Dapat disimpulkan bahwa suatu organisasi atau pelaku bisnis akan melakukan aktifitas bisnis dalam bentuk:1. Memproduksi dan atau mendistribusi barang atau jasa, 2. Mencari profit Mencoba memuaskan keinginan konsumen.
Robert J Hughes dan Jeck R. Kapoor yang dikutip oleh Bambang Subandi13 di dalam penelitiannya, bisnis adalah suatu kegiatan individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Definisi di atas lebih berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Apabila kebutuhan masyarakat meningkat, maka kegiatan lembaga bisnis juga meningkat untuk memenuhi kebutuhan tersebut, sambil memperoleh laba. Lembaga bisnis yang dimaksud umumnya dapat diklasifikasikan dalam tiga hal: 1. Usaha perseorangan kecil-kecilan, 2. Usaha perusahaan besar, seperti pabrik, hoteldan sebagainya, 3. Usaha dalam bidang struktur ekonomiNegara.
Dalam Islam, bisnis merupakan salah satu dari sekian jalan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Artinya Allah SWT telah memberikan arahan bagi hamba- Nya untuk melakukan bisnis. Dalam Islam sendiri terdapat aturan maupun etika dalam melakukan bisnis. Kita sudah diberikan contoh riil oleh Rasulullah SAW.
Ada beberapa term dalam al-Quran yang berkaitan dengan konsep bisnis. Di antaranya adalah kata : Al-Tijarah, Al-Bai’u, Tadayantum dan Isytara. Terma tijarah berasal dari kata dasar t-j-r, Tajara, Tajran Wa Tijaratan, yang bermakna berdagang, berniaga, At-Tijaratun Walmutjar; perdagangan atau perniagaan, Attijariyyu Wal Mutjariyyu; yang berarti mengenai perdagangan atau perniagaan.
Kata bisnis atau tijarah di masyarakat lebih popular dengan kata jual beli, di dalam bahasa Arab secara etimologis berasal dari kata al bay’u dan al syirā yang berarti mengambil sesuatu dan memberi sesuatu, sedang secara terminologis para fuqaha memberikan definisi jual beli dalam banyak pengertian yang mengacu pada satu kesimpulan bahwa jual beli adalah, “Menukar suatu benda seimbang dengan harta benda yang lain yang keduanya boleh (ditasharrufkan) dikendalikan dengan ijab qabul menurut cara yang dihalalkan oleh syara’”. Term ini memberikan pengertian jual beli dalam arti ekonomi, yaitu adanya pertukaran komoditas dengan nilai kompensasi tertentu.
Akan tetapi bila melihat kepada Al Qur’an, jual beli atau perdagangan mencakup pengertian yang eskatologis. Kata Jual beli bukan hanya digunakan untuk menunjukkan aktivitas bisnis pertukaran barang atau produk tertentu.
Manajemen menjadi sangat penting artinya dari segala aspek kehidupan. Karena itu manajemen menjadi icon yang urgen baik secara individual maupun secara kelompok. Para pakar manajemen memberikan definisi yang beragam walaupun substansi dan esensinya bermuara para satu titik temu. Pengertian manajemen yang paling sederhana disimpulkan sebagai, “seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yangdilakukan oleh orang lain,
”Istilah manajemen sendiri berasal dari bahasa Perancis kuno, management, yang memiliki arti seni pelaksanaan dan pengaturan. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni penyelesaian pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Selanjutnya, bila kita mempelajari literature manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :
1. Manajemen sebagai suatu proses.
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen.
3. Manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (science).
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sedangkan efisien berarti tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisasi sesuai dengan jadwal.
Menurut James A.F. Stoner yang dikutip oleh subandi manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Manajemen diartikan sebagai perencanaan, pengorganisasian, memimpin dan mengandalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi, karena tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan mencapai tujuan akan lebih sulit. Ada tiga alas an utama perlunya adanya manajemen:
1. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi dan pribadi.
2. Untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan-tujuan yang saling bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan antara tujuan-tujuan, saran-saran dan kegiatan-kegiatan yang saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti karyawan, manajemen, pelanggan.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efektivitas.
C. Urgensi Manajemen Dalam Bisnis Islam.
Pada dasarnya ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah juga ijma’ lama banyak mengajarkan tentang kehidupan yang serba terarah dan teratur. Dalam pelaksanaan shalat yang menjadi icon paling sakral dalam Islam merupakan contoh konkrit adanya manajemen yang mengarah kepada keteraturan. Puasa, haji dan amaliyah lainnya merupakan pelaksanaan manajemen yang monomintal.
Rasululullah SAW sebegai interpretasi riil Al-Qur’an adalah sosok manajer yang handal,  mengimplementasikan nilai-nilai manajemen modern dalam kehidupan dan praktik bisnis yang mendahului masanya. Jauh sebelum para ahli bisnis modern seperti Frederick W. Taylor dan Henry Fayol pada abad ke-19 mengangkat prinsip manajemen sebagai sebuah disiplin ilmu, Berdasarkan prinsip-prinsip manajemen modern, Rasulullah SAW telah dengan sangat baik mengelola proses transaksi dan hubungan bisnis dengan seluruh elemen bisnis serta pihak yang terlihat di dalamnya.
Sebelum Dunia Barat menyebarkan ilmu manajemen yang mereka temukan terlebih dahulu Islam sudah menjelaskan manajemen bisnis yang baik yang telah diimplementasikan oleh baginda Rasullullah. Kesuksesan Rasulullah SAW itu sudah banyak dibahas dan diulas oleh para ahli sejarah Islam maupun Barat. Padahal manajemen bisnis yang dijalankan Rasulullah SAW hingga kini maupun di masa mendatang akan selalu relevan diterapkan dalam bisnis modern.
Setelah kakeknya yang merawat Muhammad SAW sejak bayi wafat, seorang pamannya yang bernama Abu Thalib lalu merawatnya. Abu Thalib yang sangat menyayangi Muhammad SAW sebagaimana anaknya sendiri adalah seorang pedagang. Tidak heran jika beliau telah pandai berdagang sejak berusia belasan tahun. Kesuksesan Rasulullah SAW dalam bisnis tidak terlepas dari kejujuran yang mendarah daging dalam sosoknya.
Memegang kepercayaan (amanah) dan tidak pernah sekali-kali mengkhianati kepercayaan itu. Menurut sejarah, telah tercatat bahwa Muhammad SAW melakukan lawatan bisnis ke luar negeri sebanyak 6 kali di antaranya ke Syam (Suriah), Teori dan konsep manajemen yang digunakan saat ini sebenarnya bukan hal yang baru dalam perspektif Islam. Manajemen itu telah ada paling tidak ketika Allah menciptakan alam beserta isinya. Unsur-unsur manajemen dalam pembuatan alam serta makhluk makhluknya lainnya tidak terlepas dengan manajemen langit. Ketika Nabi Adam sebagai khalifah memimpin alam raya ini telah melaksanakan unsur-unsur manajemen tersebut.
D. Tingkatan Manajemen.
Bila dilihat dari tingkatan dalam organisasi, manajemen dibagi menjadi tiga golongan yang berbeda yaitu:
1. Manajer lini garis-pertama (first line) adalah tingkatan manajemen paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Dan mereka tidak membawahi manajer yang lain.
2. Manajer menengah (middle manager) adalah manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer lainnya kadang-kadang juga karyawan operasional.
3. Manajer Puncak (top manager) terdiri dari kelompok yang relatif kecil, manager puncak bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.
E. Peran Manajemen.
Dalam bisnis Islam, manajemen berperan sebagai elemen-elemen dasar yang selalu ada dan melekat pada proses bisnis yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Urgensi manajemen dalam bisnis yang dirancang meliputi lima fungsi yaitu perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan dan evaluasi. Selain lima fungsi tersebut ada yang menambahkan coordination, motivasion dan leading. Sehingga ada tujuh fungsi dari manajemen perspektif Islam.
a. Planning (Perencanaan).
Perencanaan adalah memikiran apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara seluruh dengan cara yang terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Oleh karena itu perubahan hendak dilakukan agar sampai pada tujuan dengan efektif dan efisien yang harus direncanakan terebih dahulu.
“Perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan datang serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Sebagian kalangan berpendapat bahwa perencanaan adalah suatu aktivitas yang dibatasi oleh lingkup waktu tertentu, sehingga perencanaan, lebih jauh diartikan sebagai kegiatan terkoordinasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu dalam waktu tertentu. Artinya perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai di masa yang akan dating serta menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Dengan demikian, proses perencanaan dilakukan dengan menguji berbagai arah pencapaian serta mengkaji berbagai ketidakpastian yang ada, mengukur kemampuan (kapasitas) kita untuk mencapainya kemudian memilih arah-arah terbaik serta memilih langkah-langkah untuk mencapainya.”
b. Organization.
Organization atau organisasi dalam bahasa Arab disebut dengan tandhim. Tandhim merupakan wadah tentang fungsi setiap orang, hubungan kerja baik secara vertikal maupun horizontal. Organizing (organisasi) juga difahami adanya dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) online, organisasi adalah kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dan sebagainya) dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu; 2 kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.
c. Actuating (penggerakan).
Merupakan proses manajemen yang mengarahkan dan memotivasi tenaga kerja dalam rangka mencapai tujuan. Actuating dapat diartikan penggerakan anggota kelompok demikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran yang diinginkan.
Actuating merupakan fungsi manajemen secara langsung berusaha merelasikan keinginan-keinginan organisasi sehingga dalam aktifitasnya senantiasa berhubungan dengan metode dan kebijaksanaan dalam mengatur dan mendorong agar bersedia agar melakukan tindakan yang diinginkan oleh organisasi tersebut.
d. Controlling (pengawasan).
Controlling adalah upaya agar tindakan yang dilaksanakan terkendalikan dan sesuai dengan instruksi, rencana, petunjuk, pedoman sertaketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama. Pengendalian atau pengawasan pelaksanaan bisnis pada hakekatnya dilaksanakan untuk mengawasi dan mengetahui sampai di mana usaha bisnis yang sudah dilakukan oleh tiap pelaksana bisnis sejalan dengan tugas-tugas yang telah diberikan.
e. Evaluating (evaluasi).
Pengevaluasian adalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan sebuah masalah yang ada di dalam operasional perusahaan kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin.
f. Coordination (koordinasi).
Dalam menggerakkan roda bisni perlu adanya koordinasi yang baik. Koordinasi, yaitu upaya untuk mencapai hasil yang baik denganseimbang, termasuk diantara langkah-langkah bersama untuk mengaplikasikan planning dengan mengharapkan tujuan yang diidamkan.
g. Motivation (motivasi).
Dalam Wikipedia, Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini diantaranya adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
h. Leading (khilafah/kepemimpinan).
Yakni mengatur, memimpin segala aktifitas kepada tujuan. Dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist banyak membahas tentang kepemimpinan.
F. Tujuan Manajemen Bisnis
Bisnis dalam Islam bertujuan untuk mencapai empat hal utama : (1) target hasil: profit-materi dan benefit-non materi, (2) pertumbuhan, (3) keberlangsungan, (4) keberkahan.
a. Target hasil: profit-materi dan benefit-nonmateri artinya bahwa bisnis tidak hanya untuk mencari profit (qimah madiyah atau nilai materi) setinggi tingginya tetapi juga harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) non materi kepada internal organisasi perusahaan eksternal (lingkungan), seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya.
b. Benefit, yang dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaat kebendaan, tetapi juga dapat bersifat non materi. Islam memandang bahwa tujuan suatu perbuatan baik tidak hanya berorientasi pada qimah madiyah. Masih ada tiga orientasi lainnya, yakni qimah isnaniyah, qimah khuluqiyah dan qimah ruhiyah. Dengan qimah insaniyah, berarti pengelola berusaha memberikan manfaat yang bersifat kemanusiaan melalui kesempatan kerja, bantuan sosial (sedekah) dan bantuan lainnya. Qimah khuluqiyah, mengandung pengertian bahwa nilai-nilai akhlak mulia menjadi suatu kemestian yang harus muncul dalam setiap aktivitas bisnis sehingga tercipta hubungan persaudaraan yang Islami, bukan sekedar hubungan fungsional atau profesional. Sementara itu qimah ruhiyah berarti aktivitas dijadikan sebagai media untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
c. Pertumbuhan, jika profit materi dan profit non materi telah diraih, perusahaan harus berupaya menjaga pertumbuhan agar selalu meningkat. Upaya peningkatan ini juga harus selalu dalam koridor syariah, bukan menghalalkan segala cara.
d. Keberlangsungan, target yang telah dicapai dengan pertumbuhan tiap tahunnya harus dijaga keberlangsungannya agar perusahaan dapat berkembang dalam rukun waktu yang lama.
e. Keberkahan, semua tujuan yang telah mencapai tidak akanberarti apa-apa jika tidak ada keberkahan di dalamnya, maka bisnis Islam menempatkan berkah sebagai tujuan inti, karena ia merupakan bentuk dari diterimanya segala aktivitas manusia. Keberkahan ini menjadi bukti bahwa bisnis yang dilakukan oleh pengusaha muslim telah mendapat Ridha dari Allah SWT dan bernilai ibadah.


G. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ajaran Islam yang tertuang dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah juga ijma’ ulama banyak mengajarkan tentang kehidupan yang serba terarah dan teratu. Dalam pelaksanaan salat yang menjadi ikon paling sakral dalam Islam merupakan contoh kongkrit adanya manajemen yang mengarak kepada keteraturan. Puasa, haji dan amaliyah lainnya merupakan pelaksanaan manajemen yang monomintal. Teori dan konsep manajemen yang digunakan saat ini sebenarnya bukan hal yang baru dalam perspektif Islam. Manajemen itu telah ada paling tidak ketika Allah menciptakan alam beserta isinya. Unsur-unsur manajemen dalam pembuatan alam serta makhluk-makhluknya lainnya tidak terlepas dengan manajemen langit.
Dalam bisnis Islam, manajemen berperan sebagai elemenelemen dasar yang selalu ada dan melekat pada proses bisnis yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Urgensi manajemen dalambisnis yang dirancang meliputi lima fungsi yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan), controlling (control), evaluating (evaluasi),coordinating (koordinasi), motivating (motivasi) dan leading (kepemimpinan). Sehingga ada tujuh fungsi dari manajemen perspektif Islam.Bisnis dalam Islam juga bertujuan untuk mencapai empat hal utama : (1) target hasil: profit-materi dan benefit-non materi, (2) pertumbuhan, (3) keberlangsungan, (4) keberkahan.









DAFTAR PUSTAKA
Afif, Faisal, Pendekatan Managemen Bisnis Berbasis Profesionalisme dan Komunisme Menuju Era Indonesia Baru, “Jurnal Universitas Paramadina, Vol. 2 No. 3, Mei 2003.”
Undang Ahmad Kamaludin dan Muhammad Alfan dan Muhammad Alfan, Etika Manajemen Islam (Bandung: Pustaka Setia, 2010).
Fadhil, Nur Ahmad dan Azhari Akmal, Etika Bisnis Dalam Islam (Jakarta: Hijri Pustaka Utama, 2001).
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Landasan Manajemen Pendidikan (Jakarta: Balai Pustaka, 2001).
Zaroni, Akhamad Nur, “Bisnis dalam Perspektif  Islam”, Jurnal Ekonomi Islam Vol. Iv, No.2, Desember 2007.
Manulang, M.,Dasar-Dasar Manajemen (Jakarta; Ghalia Indonesia).
Subardi, Agus, Manajemen P engantar, (Yogyakarta, UPP AMIP YKN).
Sudarsono, Heri, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar (Yogyakarta: Ekonisia, 2002).
Isnawan, Ganjar, Jurus Cerdas Investasi Syariah (Jakarta: Laskar Aksara, 2012).
Muslich, Etika Bisnis Islam, Lndasan Filosofi, Normatif dan Substansi Implementasi (Yogyakarta: Ekonosia Fakultas Ekonomi UII, 2004).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar