Rabu, 17 Juli 2019

Karakteristik Metodologi Studi Islam

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Setiap agama mempunyai karakteristik ajaran yang membedakan dari agama-agama lain. Agama yang dapat menyelamatkan dunia yang terpeah-pecah dalam berbagai bagian. Perpecahan yang dengan berbagai krisis yang belum diketahui bagaimana cara mengatasinya.
Tidak mudah membahas karakteristik ajaran Islam, karena ruang lingkupnya sangat luas. Untuk mengkaji secara rinci semau karakteristik ajaran Islam perlu ditelusuri, mulai dari risalah Allah terakhir dan manjadi agama yang diridlai Allah, untuk dunia dan seluruh umat manusia sampai datangnya hari kiamat. Allah SWT berfirman:
“Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridlai Islam menjadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Maa’idah (5): 3)
Karakteristik yang dimiliki Islam, yakni karakteristik ilmu dan kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, dan disiplin ilmu. Karakteristik ajaran Islam adalah suatu karakter yang harus dimiliki oleh umat muslim dengna berdasarkan alquran dan hadist dalam berbagai bidang ilmu, kebudayaan, pendidikan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, disiplin ilmu, dan berbagai macam ilmu khusus. Karakteristik ini banyak terdapat di dalam sumber-sumber ajaran alquran dan hadist. Kedua sumber ini telah menjadi pedoman hidup bagi setiap uamat Islam. Aspek-aspek sumber kehidupan ini diberi karakter tersendiri dalam berbagai ilmu pengetahuan, sosial, ekonomi, kesehatan, politik, pekerjaan, dan disiplin ilmu unutk sepanjang masa.
Karakteristik ajaran islam selanjutnya dapat dikenal melalui konsepsinya dalam bidang ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah dan mentaati segala perintah-Nya menjauhi segala larangan-Nya dan mengamalkan segala yang di izinkan-Nya. Dengan demikian visi Islam itu sendiri adalah merupakan sifat, jiwa, dan misi ajaran Islam itu sendiri yang sejalan dengan tugas penciptaan manusia sebagai makhluk yang hanya diperintahkan agar beribadah kepada-Nya.
Diketahui bahwa Islam sebagai agama yang memiliki banyak dimensi, yaitu mulai dimensi keimanan, akal pikiran, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, sampai pada kehiduan rumah tangga dan masih banyal lagi. Untuk memahami berbagai dimensi ajaran islam tersebut jelas memerlukan berbagai pendekatan yang digali dari berbagai ilmu. Dalam al-quran yan merupakan sumber ajaran islam, misalnya dijumpai ayat-ayat tentan proses pertumbuhan dan perkembangan anatomi tubuh manusia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa arti karaktristik ajaran islam?
2. Apa saja karaktristik ajaran agama islam?
3. Apa metode pendekatan ajaran agama islam?
4. Apa pengertian islam menurut ajaran islam?
5. Apa sajakah karaktristik ajaran ilsam?

BAB II
PEMBAHASAN
A. DALAM BIDANG IBADAH
Karakteristik ajaran Islam selanjutnya dapat melalui konsepsinya dalam bidang ibadah. Secara harfiah ibadah berarti bakti manusia kepada Allah Swt., karena didorong dan dibangkitkan oleh akidah tauhid. Majelis Tarjih Muhammadiyah dengan agak lengkap mendefinisikan ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, menjahui segala larangan-Nya, dan mengamalkan segala yang diizinkan-Nya. Ibadah ada yang umum dan ada yang khusus. Yang umum ialah segala amalan yang diizinkan Allah, sedangkan yang khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya, tingkat, dancara-caranya yang tertentu.
Ibadah yang dibahas dalam bagian ini adalah ibadah dalam arti yang nomor dua, yaitu ibadah khusus. Dalam yurisprudensi Islam telah ditetapkan bahwa dalam urusan ibadah tidak boleh ada “kreativitas”, sebab yang meng-createatau yang membentuk suatu ibadah dalam Islam dinilai sebagai bid’ab yang dikutuk Nabi sebagai kesesatan. Bilangan salat lima waktu serta tata cara mengerjakannya, ketentuan ibadah haji dan tata cara mengerjakannya misalnya adalah termasuk masalah ibadah yang tata cara mengerjakannya telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Ketentuan ibadah demikian itu termasuk salah satu bidang ajaran Islam di mana akal manusia tidak perlu campur tangan, melainkan hak dan otoritas Tuhan sepenuhnya. Kedudukan manusia dalam hal ini mematuhi, menaati, melaksanakan, dan menjalankannya dengan penuh ketundukan padaTuhan, sebagai bukti pengabdian dan rasa terima kasih kepada-Nya. Hal demikian menurut Ahmad Amin, dilakukan sebagai arti dan pengisian dari makna Islam, yaitu berserah diri, patuh, dan tunduk guna mendapatkan kedamaian dan keselamatan. Dan itulah yang selanjutnya membawa manusia menjadi hamba yang saleh, sebagaimana dinyatakan Tuhan: Hmba Allah yang saleh adalah yang berlaku rendah hati (tidak sombong dan tidak angkuh), jika mereka diejek oleh orang bodoh mereka selalu berkata selamat dan damai, (Os. 25:63). Ketenangan jiwa, rendah hati, menyandarkan diri kepada amal saleh dan ibadah, dan tidak kepada nasab keturunan, semuanya itu adalah gejala kedamaian dan keamanan sebagai pengalaman dari ibadah.
Dengan demikian, visi Islam tentang ibadah adalah merupakan sifat, jiwa, dan misi ajaran Islam itu sendiri yang sejalan dengan tugas penciptaan manusia, sebagai makhluk yang hanya diperintahkan agar beribadah kepada-Nya.
Adapun ibadah dalam arti umum selanjutnya bersentuhan dengan masalah muamalah sebagaimana akan dijelaskan berikut dalam tulisan ini. Keterkaitan masalah muamalah dengan ibadah dihubungkan dengan niat semata-mata ikhlas karena Allah Swt.

BAB III
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Kata islam menurut istilah adalah mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari Allah SAT. Bukan dari manusia, dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad SAW. Posisi Nabi dalam agama islam diakui sebagai yang ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan ajaran islam tersebut kepada umat manusia.
Selanjutnya dilihat dari segi ajarannya, islam adalah agama yang sepanjang sejarah manusia. Agama dari seluruh Nabi dan Rosul yang pernah diutus oleh Allah SWT, Pada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok manusia. Islam itulah agama bagi Adam as, Nabi Ya’kub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan Nabi Isa as. Hal demikian dapat dipahami dapat dipahami dari ayat-ayat yang menegaskan bahwa Nabi tersebut termasuk orang yang berserah diri kepada Allah. Namun demikian perlu ditegaskan, bahwa meskipun para Nabi tersebut telah menyatakan diri, akan tetapi agama yang mereka anut itu bukan bernama agama islam. Misi agama yang mereka anut adalah islam, tetapi agama yang mereka bawa namanya dikaitkan dengan nama daerah atau nama penduduk yang menganut agama tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar