Rabu, 31 Juli 2019

Artikel : Kontribusi Kaum Muda Indonesia Terhadap Lembaga Keuangan Akibat Masuknya Pengaruh Globalisasi

A. PENDAHULUAN
Di zaman milenial ini,  kontribusi masyarakat sangat berperan aktif dalam berbagai bidang yang ada dalam prospek ekonomi Negara Indonesia. Masyarakat saat ini menjadi salah satu patokan bahwa suatu negara itu bisa dikatakan maju atau tidaknya. Seiring berjalannya waktu, pengaruh globalisasi membuat kualitas masyarakat Indonesia saat ini menurun. Terlihat dalam perekonomian negara, yang semakin lama semakin terlihat pada tingkat keikutsertaan masyarakat dalam suatu lembaga keuangan. Masyarakat khususnya kaum muda yang semakin lama semakin terlihat menurun kualitasnya dibandingkan dengan kuantitasnya.
Saat ini sudah terlihat dimana-mana bahwa rata-rata di suatu daerah hampir 50% nya adalah kaum muda, yang sudah terpengaruh oleh globalisasi. Pengaruh globalisasi pada ekonomi Indonesia terlihat pada lembaga-lembaga keuangan yang mengalami kebangkrutan akibat kalah bersaing dengan lembaga-lembaga keuangan asing yang sudah memasuki Indonesia dan mempengaruhi kaum muda dengan kualitas kurang baik.
Pada zaman sebelum milenial, kaum muda mengerti harus dikemanakan uang atau aset yang sudah dimiliki kaum muda. Bukannya dititipkan atau disimpan di dalam lembaga keuangan negara Indonesia, tp banyak yang terjerembab ke dalam manisnya janji lembaga keuangan bukan milik negara Indonesia. Apalagi kegiatan kaum milenial saat ini lebih terpengaruh oleh globalisasi, seperti setiap harinya berfoya-foya dan menghabiskan aset yang dimilikinya.

A. PENGERTIAN KAUM MUDA DAN MILENIAL
Generasi milenial atau generasi Y adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1980-2000an, biasanya suka disebut dengan generasi internet atau versi kerennya adalah iGen. Ketika mendengar istilah generasi milenial pasti yang akan terlintas di benak kita ialah sekelompok remaja tanggung yang selalu memegang smartphone di tangan mereka. Jadi bisa dikatakan, orang-orang yang masuk ke dalam kategori ini ialah generasi muda yang saat ini berusia 18-34 tahun. 
Millennials dinilai cenderung cuek pada keadaan sosial, mengejar kebanggaan akan merk/brand tertentu padahal orangtuanya makan dua kali sehari saja sudah bersyukur. Pulang kuliah/ kerja nongkrong di Starb*cks, padahal di kosan hanya makan mie instan.
Cuek aja, yang penting gaya. Yang penting eksis di media sosial. Yang penting follower-nya banyak. Sekolah atau kuliah cuma jadi ajang pamer harta orang tua (untuk yang berpunya), dan jadi perjuangan untuk yang tipe BPJS. Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita! Cuek juga terhadap perkembangan politik dan ekonomi, setiap pemilu cenderung golput. Cenderung meninggalkan nilai-nilai budaya dan agama, mengejar nilai-nilai kebebasan, hedonisme, party dan pergaulan bebas.


B. PERKEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN INDONESIA
 Lembaga perbankan dan keuangan syariah saat ini juga berkembang dengan pesat. Perkembangan lembaga perbankan dan keuangan di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991 dan beroperasi secara efektif pada tahun 1992. Indonesia terbilang terlambat dalam mengembangkan lembaga keuangan syariah dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia yang telah mendirikan Bank Islam semenjak tahun 1983. Namun, hal ini bukan tanpa ada sebab. Keinginan untuk mendirikan lembaga perbankan dan keuangan syariah di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak lama, terutama pada pada tahun 1970-an, ketika didirikannya Islamic Development Bank(IDB) pada tahun 1975 oleh negara-negara Organisasi Konferensi Islam, termasuk Indonesia di dalamnya. Berdirinya IDB ini, telah memotivasi banyak negara Islam untuk mendirikan lembaga keuangan syariah. Sejak itu, bank-bank syariah bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh dan Turki (Antionio, 2001) Pada saat itu, bank syariah belum bisa didirikan di Indonesia, karena kondisi politik yang tidak kondusif. Pendirian bank syariah diidentikan dengan masalah ideologi dan dikaitkan dengan konsep negara Islam sehingga dianggap dapat mengganggu stabilitas keamanan negara. Di samping itu, bank syariah berdasarkan prinsip bagi hasil, juga belum diatur dalam Undang Undang Pokok Perbankan No.14 Tahun 1967 (Yustiady, 2003). Berhubungerubahan kondisi sosial, ekonomi dan politik, ide pendirian bank Islam dimunculkan kembali pada awal tahun 1990, yang diinisiasi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ide ini didukung oleh Ikatan Cendikiawan Ulama Indonesia (ICMI), sekolompok pengusaha Muslim dan Pemerintah. Presiden Soeharto memberikan dukungan secara politik dan dana bagi pendirian bank syariah tersebut. Respon positif Soeharto terhadap pendirian bank Islam di Indonesia berkaitan dengan politik akomodasi yang dijalankan oleh pemerintah orde baru terhadap umat Islam dan juga ketertarikannya terhapat sistem bagi hasil yang akan diterapkan dalam bank Islam (Muslim Kara, 2005). Berdasarkan dukungan tersebut akhirnya Bank Muamalat Indonesia (BMI), bank syariah pertama di Indonesia, pada tahun 1991 didirikan. Kelahiran lembaga keuangan syariah di Indonesia ditandai secara resmi dengan pendirian Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991. Berdirinya BMI, dan seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat atas pelayanan keuangan berbasiskan syariah, memotivasi lahirnya lembaga keuangan syariah lainnya. Sebagai contoh, pada awal tahun 1994, berdiri perusahaan asuransi syariah yang dinamakan dengan Syarikat Takaful Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh ICMI, Abdi bangsa Foundation, Bank Muamalat Indonesia, Asuransi Jiwa Tugu Mandiro dan beberapa pengusaha Muslim serta Pemerintah melalui Kementerian Keuangan. Pada 1997, PT Danareksa Investment (DIM) meluncurkan reksa dana syariah yang merupakan produk pasar modal syariah pertama di Indonesia. Pada tahun 1998, dual system bankdiberlakukan dengan diamandemennya UU Perbankan No. 7 Tahun 1992 dengan UU No.10 Tahun 1998.  Sistem perbankan ini membolehkan bank-bank konvensional beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan membuka Unit Usaha Syariah (UUS) sehingga mempercepat pertumbuhan perbankan syariah (Masterpaln Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia, 2015). Di samping itu, pada tahun 2000, Bursa Efek Jakarta, bersama dengan PT. Danareksa Investment Management (DIM), meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) yang terdiri atas saham-saham blue chip yang memiliki kepatuhan syariah. Penerbitan Sukuk Korporasi adalah sebuah prestasi besar lainnya dalam industri keuangan syariah di Indonesia. Hal ini terjadi ketika Indosat (perusahaan telekomunikasi) menerbitkan Sukuk pertama (berdasarkan Mudharabah) pada tahun 2002. Langkah ini diikuti oleh korporasi lainnya, yaitu Matahari Putra Prima, yang menerbitkan Sukuk Ijarah pada tahun 2004. Kontribusi penting pemerintah terwujud pada tahun 2008 ketika Dewan Perwakilan Rakyat menerbitkan Undang-Undang Sukuk Negara No. 19 Tahun 2008 dan Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun 2008. Sukuk Negara pertama diterbitkan pada tahun 2008 yang diikuti oleh Sukuk Ritel pertama di dunia pada tahun 2009 (Masterplan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia, 2015). Menurut data statistik Perbankan Syariah yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK) pada April 2018, terdapat 13 Bank Umum Syariah (BUS), 21 Unit Usaha Syariah (UUS) dan 168 BPRS dengan total aset BUS dan UUS sebesar Rp. 423.944 Miliar. Sedangkan jumlah perusahaan asuransi syariah sebanyak 13, perusahaan asuransi UUS sebanyak 50, lembaga pembiayaan syariah sebanyak 7 dan UUS sebanyak 40, Dana Pensiun Syariah sebanyak 1, Lembaga Keuangan Khusus Syariah sebanyak 4, dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah sebanyak 42.


C. KONTRIBUSI KAUM MILENIAL DALAM EKONOMI INDONESIA
Generasi muda atau generasi milenial punya peran penting dalam menggerakkan ekonomi Indonesia ke depan. Apalagi, dengan perkembangan dunia digital seperti sekarang ini. DemikianDemikian disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat menjadi pembicara di hadapan para bloger di kawasan Lippo Mall Kemang, Jakarta, Sabtu (21/10/2017). "Generasi ini potensial penggerak ekonomi. Kalian adalah pemain, pelaku. Anda bukan penonton. Anda yang memiliki, Anda yang melaksanakan, Anda yang jadi pelaku ekonomi kita," kata dia.
Platform digital, lanjut Sri Mulyani, menjadi wadah bagi generasi muda untuk berpartisipasi dalam perekonomian. Menurutnya, itu adalah peluang baru yang mesti dimanfaatkan.
"Platform digital dalam kegiatan ekonomi jadi sangat besar. Maka ini a new opportunity.Contohnya Anda punya produk yang bagus, tapi tidak dekat dengan market physically tidak Jakarta. Anda dapat mendekatkan market dari digital," jelas dia.
Pemerintah, lanjut Sri Mulyani, mendukung pengembangan teknologi digital itu melalui pembangunan infrastruktur. Sebab, kegiatan usaha digital tak akan terwujud dengan baik tanpa adanya infrastruktur.
"Anda punya produk bagus di Pulau Samosir tapi kalau tidak bisa didatangkan ke customerdi Bandung, Semarang, ya enggak akan pernah bisa ketemu," sambungnya.
Menurutnya, infrastruktur menjadi sebuah keharusan. Dia bilang, Indonesia harusnya tak hanya terhubung secara politik tapi juga fisik. LangkahLangkah lain ialah memberi dukungan baik dari insentif maupun kebijakan. Hal itu dijembatani dengan adanya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) yang fokus pada kegiatan ekonomi kreatif.
"Pemerintah juga ingin mencoba memberikan berbagai macam insentif. Kalau kita sekarang Bekraf itu dedicated untuk mempelajari ekonomi kreatif itu seperti apa," ujar dia.
Namun, Sri Mulyani menekankan, selain mendukung pengembangan ekonomi digital ini pemerintah juga mengemban tugas utama lain, yakni mengatasi permasalahan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.
"Makanya kita buat policy kesehatan dan pendidikan investment yang bisa dirasakan semua masyarakat," tutup dia.


D. PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KAUM MILENIAL
Di zaman yang sudah sangat maju ini, remaja mana yang tidak mengenal makna dari kata “Globalisasi”? Hampir 90% dari mereka yang sudah akrab bahkan menjadikan globalisasi sebagai bagian dari kehidupan mereka. Adapun 10% yang tidak mengenal dan tidak memahami kata globalisasi adalah remaja yang masih jauh tertinggal dari modernisasi. Umumnya mereka yang tinggal di dalam suku pedalaman dan masih memegang teguh adat istiadat yang sudah diturunkan turun-temurun dari nenek moyang mereka. Sebagian besar dari mereka tidak menempuh jenjang pendidikan dan lebih memilih tinggal di rumah dan membantu orang tua. Maka tidak heran jika mereka sama sekali tidak mengenal makna globalisasi, bagaimana bisa mereka mengenal? Baca tulis pun mereka tidak bisa. Seperti apa yang sudah dijelaskan sebelumnya, hampir 90% remaja yang sudah sangat mengenal kata “Globalisasi”. Walaupun kata globalisasi sudah sangat dikenal akrab, bukan berarti globalisasi itu tidak memberikan dampak bagi para remaja. Globalisasi dapat kita jadikan sebagai teman, atau pun sebagai lawan. Teman yang baik tentu saja dapat memberikan dampak yang baik pula. Begitu pula dengan lawan, lawan yang kejam juga dapat akan memberikan dampak yang kejam pula bagi kita. Nah, seperti itu pulalah globalisasi dapat berdampak bagi remaja. Sebagai remaja yang terpelajar, kita harus dapat memilah-milah dampak dari globalisasi, mana yang patut dicontoh, dan mana yang tidak. Mana yang patut dijadikan teman, dan mana yang harus dijadikan musuh. Kali ini kita akan membahas dampak-dampak apa sajakah yang dapat dihasilkan dari globalisasi. Baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Namun sebelum itu, saja akan menjelaskan berbagai macam penjelasan dari “Globalisasi” sebagai pendahuluan kita. Dalam pengertian yang luas,globalisasi adalah proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunia melalui media cetak dan elektronik. Ada pula yang mendefinisikan globalisasi sebagai hilangnya batas ruang dan waktu akibat kemajuan teknologi informasi. Menurut Achmad Suparmanglobalisasi merupakan suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.
Globalisasi adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. Namun, globalisasi ini memiliki dampak positif dan juga dampak negatif .

Beberapa dampak positif dari globalisasi khususnya untuk para remaja antara lain :
1. Kemudahan dalam memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi.
2. Komunikasi lebih mudah dilakukan
3. Cepat dalam bepergian ( mobilitas tinggi )
4. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri

Namun, globalisasi ini pun membawa dampak negatif pula bagi remaja, seperti :
1. Informasi yang tidak tersaring
2. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
3. Pemborosan pengeluaran (berperilaku konsumtif) dan meniru perilaku yang kurang baik untuk dilakukan.
4. Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat (hal-hal negatif)

Dampak negatif dari globalisasi ini sendiri menjadi persoalan yang sedang kita hadapi di zaman modern ini. Dengan banyaknya teknologi dan hal-hal baru yang dibawa di dalam era globalisasi ini membawa para remaja-remaja kita kehilangan identitasnya sebagai remaja indonesia. Sikap-sikap bersifat negatif sering kita lihat di banyak media massa maupun kejadian yang kita lihat langsung. Salah satu contoh yaitu kerusuhan yang dilakukan oleh para siswa-siswa SMK yang biasa terjadi di Kota Jakarta. SalahSalah satu faktor yang membawa pengaruh terhadap sikap remaja masa kini yaitu pengaruh orang lain. Pengaruh orang lain ini biasanya adalah seseorang yang terkenal atau seseorang yang penting. Salah satu contohnya yaitu seorang artis yang biasa tampil di televisi. Apabilaang tersebut mencontohkan sikap positif dalam hidupnya, maka hal tersebut adalah hal yang baik dan positif. Namun, permasalahan yang ada sekarang yaitu banyaknya artis yang mengajarkan dan mencontohkan hal-hal yang kurang baik. Salah contoh yang bisa kita lihat yaitu banyaknya kasus-kasus narkoba yang dilakukan oleh artis-artis papan atas seperti Raffi Ahmad, Tessy Srimulat, dan artis lainnya. Tidak menutup kemungkinan bahwa hal tersebut secara tidak langsung ditiru oleh remaja yang rasa penasarannya sangat besar. FaktorFaktor media massa seperti TV dan Radio pun menjadi penyumbang terbesar yang membawa pengaruh terhadap sikap remaja masa kini. Sudah menjadi rahasia umum bahwa sebagian besar tayangan televisi yang ada di Indonesia mempunyai kualitas yang kurang baik, bahkan buruk. Media adalah wadah yang menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Media pun seringkali berperan dalam mengembangkan kebudayaan, juga tata cara, mode, gaya hidup dan norma-norma. AdaAda baiknya kita sebagai remaja dan masyarakat harus bisa memilah mana informasi yang harus diserap mana yang harus dibuang. Di era informasi ini, sangat penting bagi kita untuk mengendalikan diri kita sendiri, agar sikap dan perilaku kita tetap positif dan baik untuk masyarakat. Jangan sampai kita terbawa-bawa oleh hal-hal negatif yang dibawa oleh media maupun orang lain.


E. KESIMPULAN
Generasi milenial atau generasi Y adalah generasi yang lahir dalam rentang tahun 1980-2000an, biasanya suka disebut dengan generasi internet atau versi kerennya adalah iGen. Millennials dinilai cenderung cuek pada keadaan sosial, mengejar kebanggaan akan merk/brand tertentu padahal orangtuanya makan dua kali sehari saja sudah bersyukur. Pulang kuliah/ kerja nongkrong di Starb*cks, padahal di kosan hanya makan mie instan. CuekCuek aja, yang penting gaya. Yang penting eksis di media sosial.
Lembaga perbankan dan keuangan syariah saat ini juga berkembang dengan pesat. Perkembangan lembaga perbankan dan keuangan di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991 dan beroperasi secara efektif pada tahun 1992. Indonesia terbilang terlambat dalam mengembangkan lembaga keuangan syariah dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia yang telah mendirikan Bank Islam semenjak tahun 1983. Namun, hal ini bukan tanpa ada sebab. Keinginan untuk mendirikan lembaga perbankan dan keuangan syariah di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak lama, terutama pada pada tahun 1970-an, ketika didirikannya Islamic Development Bank(IDB) pada tahun 1975 oleh negara-negara Organisasi Konferensi Islam, termasuk Indonesia di dalamnya. Berdirinya IDB ini, telah memotivasi banyak negara Islam untuk mendirikan lembaga keuangan syariah. Sejak itu, bank-bank syariah bermunculan di Mesir, Sudan, negara-negara teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh dan Turki (Antionio, 2001) Pada saat itu, bank syariah belum bisa didirikan di Indonesia, karena kondisi politik yang tidak kondusif.
Generasi muda atau generasi milenial punya peran penting dalam menggerakkan ekonomi Indonesia ke depan. Apalagi, dengan perkembangan dunia digital seperti sekarang ini. DemikianDemikian disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat menjadi pembicara di hadapan para bloger di kawasan Lippo Mall Kemang, Jakarta, Sabtu (21/10/2017). "Generasi ini potensial penggerak ekonomi. Kalian adalah pemain, pelaku. Anda bukan penonton. Anda yang memiliki, Anda yang melaksanakan, Anda yang jadi pelaku ekonomi kita," kata Sri Mulyani.
Dampak negatif dari globalisasi ini sendiri menjadi persoalan yang sedang kita hadapi di zaman modern ini. Dengan banyaknya teknologi dan hal-hal baru yang dibawa di dalam era globalisasi ini membawa para remaja-remaja kita kehilangan identitasnya sebagai remaja indonesia. Sikap-sikap bersifat negatif sering kita lihat di banyak media massa maupun kejadian yang kita lihat langsung. Salah satu contoh yaitu kerusuhan yang dilakukan oleh para siswa-siswa SMK yang biasa terjadi di Kota Jakarta.


Daftar Pustaka
http://bangka.tribunnews.com/amp/2019/03/02/apa-itu-milenial-generasi-yang-andalkan-media-sosial-internet-gadget-hingga-google-search
http://www.jurnalcowok.com/2016/04/apa-itu-generasi-millennial.html?m=1
Haugh, Hellen. 2006. “Social Entreprise: Beyond Economic Outcomes and Individual Return” dalam Mair, Robinson, and Hockerts. Social Entrepreneurship. New York: Palgrave Macmillan. Pp 180-205.
http://business-law.binus.ac.id/2018/07/03/perkembangan-lembaga-perbankan-dan-keuangan-syariah-di-indonesia/
https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/3136048/sri-mulyani-generasi-milenial-adalah-penggerak-ekonomi
https://www.kompasiana.com/firlymashita/550e07c2a33311a62dba7e2f/pengaruh-globalisasi-terhadap-remaja
https://galihpratama.net/sikap-dan-perilaku-remaja-di-era-globalisasi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar