Senin, 01 Juli 2019

Macam Syirik Dan Hikmah Menghindarinya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia yang diciptakan Allah SWT dibekali dengan fasilitas yang tidak kalah keunggulannya yaitu akal dan fikiran. Melalui akal dan kemampuan berfikirnya manusia mampu melakukan peranannya sebagai khalifah di bumi.Sebagai tanda kesyukuran kepada sang Pencipta, Allah SWT hanya meminta manusia agar tidak melupakan diri-Nya.Untuk itu Allah SWT menciptakan semua makhluk di dunia ini agar tunduk dan patuh pada-Nya. Namun kenyataannya manusia sering lupa kepada sang pemberi rezeki, nikmat dan kebaikan bahkan tidak itu saja manusia pun ada yang tidak mempercayai keberadaan Allah SWT sebagai tuhannya sehingga meyakini makhluk lain sebagai penolongnya.. Betapa meruginya hidup mereka yang menyembah sesuatu yang secara akal dan fikiran tidak akan mampu memberikan manfaat atau pertolongan kepada mereka. Padahal janji Allah SWT telah jelas bahwa siapa saja yang mensyarikatkan-Nya dengan yang lain akan mendapat balasan yang sangat pedih. Di samping itu, Allah SWT juga menekankan bahwa perbuatan yang tidak terampuni oleh-Nya adalah syirik. Syirik merupakan suatu fenomena kemasyarakatan yang muncul akibat jauhnya masyarakat dari ajaran tauhid. Kesalahan mereka dalam memahami ajaran tauhid menghantarkannya kepada kesesatan atau kezaliman. Oleh karena itu dalam makalah ini kami akan membahas tentang 1). Pengertian Syirik 2). Macam-macam syirik dan 3). Hikmah Menghindari Perbutan Syirik. BAB II PEMBAHASAN A.Pengertian Syirik Syirik berasal dari kata يشرك شركا إشراكا أشرك yang artinya bersekutu, berserikat atau bagian (nasib). Orang yang menyekutukan Allah SWT disebut musyrik. Sedangkan Syirik secara istilah adalah anggapan atau iktikad menyekutukan Allah SWT dengan yang lain, seakan-akan ada yang Maha Kuasa di samping Allah SWT. Defenisi di atas menggambarkan bahwa syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah SWT seperti berdoa atau meminta pertolongan kepada selain Allah SWT namun tetap meminta pertolongan kepada Allah SWT. Atau memalingkan bentuk suatu ibadah, seperti bernazar, berkorban dan sebagainya kepada selain Allah SWT. Oleh karena itu siapa saja menyembah selain Allah SWT berarti ia menempatkan ibadahnya tidak pada posisinya dan memberikannya kepada yang tidak berhak dan ini merupakan kezaliman yang sangat besar. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surah Luqman ayat 13: واِذْ قَالَ لُقْمَانُ لَِبْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لََ تُشْرِكْ بِاللَّهِإِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيم Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia member pelajaran kepadanya "hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Kesalahan mereka dalam memahami ajaran tauhid menghantarkannya kepada kesesatan atau kezaliman. Datangnya Islam sebagai agama terakhir di latarbelakangi oleh fenomena ini. Islam diturunkan sebagai agama pencerah bagi setiap manusia. Oleh karena itu ajaran Islam akan mampu membebaskan manusia dari penyembahan berhala dan kembali kepada penyembahan kepada Allah SWT yang telah menciptakan, memelihara, mendidik, mengembangkan dan mengatur alam ini. Selain itu, syirik juga dapat menghilangkan semua amal kebaikan yang telah dilakukan seseorang. B.Macam-Macam Syirik Besarnya perhatian Islam terhadap perbuatan syirik, maka syirik dibagi menjadi dua macam, yaitu : 1.Syirik Akbar/Jali (Syirik yang Besar/Nyata) Syirik akbar/ jali adalah perbuatan yang jelas-jelas menganggap adanya tuhan selain Allah SWT dan menjadikannya sebagai tandingan-Nya atau syirik yang berkaitan dengan zat Allah SWT yang disembah, asma’-Nya, sifat-Nya dan Perbuatan-Nya. Syirik akbar dapat menyebabkan pelakunya diancam keluar dari agama Islam dan apabila meninggal dalam kondisi belum bertaubat maka dosanya tidak terampuni. Syirik akbar juga tindakan mengharapkan sesuatu kepada selain Allah SWT seperti kekayaan,keberuntungan, dan kejayaan. Contohnya patung, karena Allah SWT diyakini memiliki pendengaran, penglihatan, penciuman dan berkata-kata maka mereka pun membayangkan bahwa tuhan itu punya mata, telinga, hidung dan mulut. Jadi, tidak heran apabila mereka membuat sesuatu yang sama dengan apa yang mereka fikirkan, yaitu tuhan yang mempunyai anggota tubuh lengkap layaknya manusia yang dibuat dari patung. Atau matahari karena Allah itu sifat-Nya mampu menerangi atau pemberi cahaya alam semesta maka mereka pun menganggap bahwa matahari pun layak mereka samakan dengan tuhan yang mampu menerangi bahkan memanaskan alam semesta. Begitu juga dengan Bulan dan Bintang. Bahkan mereka menyamakan hewan dengan tuhan dan menyembahnya. Sungguh perbuatan ini sangat buruk sekali karena secara akal dan fikiran tidak bisa dibuktikan kebenarannya dan mustahil benda mati yang tidak mampu berbuat apa-apa ditambah lagi tidak memiliki kemampuan berfikir pantas disembah. Keyakinan seperti ini justru memupuk kejahilan manusia kepada sang Khalik yaitu Allah SWT. Tidaklah benar sesuatu yang diciptakan oleh Allah SWT mampu memberikan pertolongan atau kebaikan kepada manusia atau alam semesta. Selanjutnya, contoh syirik akbar/ jali juga terlihat pada penyembahan terhadap manusia yaitu Uzair dan Isa as Uzair dan Nabi Isa as dianggap seperti anak Tuhan. Perbuatan ini muncul dilatarbelakangi karena mereka mengkulturkan keduanya sebagai manusia terhebat yang memiliki kemampuan sama dengan tuhan. Akhirnya mereka pun menobatkan keduanya sebagai putra tuhan. Perbuatan ini sungguh tidak benar karena Nabi Isa as tidak pernah mengajarkan hal tersebut bahkan Nabi Isa as memerintahkan umatnya untuk menyembah Allah SWT. Oleh karena itu, siapa saja yang melakukan syirik akbar/ jali maka ia dikeluarkan dari agama Islam. Syirik akbar/ jali ada empat, yaitu : a)Syirik dakwah (doa) adalah di samping berdoa kepada Allah SWT juga berdoa kepada selain-Nya. b)Syirik niat, keinginan dan tujuan adalah suatu bentuk ibadah yang ditujukan kepada selain Allah SWT Ia berfirman dalam al-Qur’an Surah Hud ayat 15-16. c)Syirik keta’atan adalah mena’ati selain Allah SWT dalam hal maksiat kepada-Nya. d)Syirik kecintaan (mahabbah) adalah menyamakan selain Allah SWT dengan Allah SWT dalam hal kecintaan, sebagaimana firman-Nya dalam al-Qur’an Surah al-Baqarah ayat 165. 2.Syirik Ashgar/ Khafi (Syirik Yang Kecil/Samar) Syirik asghar/ khafi adalah perbuatan yang secara tersirat mengandung pengakuan adanya yang berkuasa selain Allah SWT. Termasuk dalam hal ini, sebagaimana di dalam Musnad Ahmad ibn Hanbal dikatakan bahwa seseorang yang dalam mengerjakan suatu perbuatan ada maksud untuk dipuji oleh orang lain (ria). Atau syirik yang berhubungan dengan penyembahan terhadap Allah dan bermuamalah dengan-Nya, meskipun pelaku syirik ini berkeyakinan bahwa Allah SWT tidak memiliki sekutu dengan zat, sifat dan perbuatan-Nya. Hanya saja di dalam syirik asghar tidak menyebabkan pelakunya keluar dari agama Islam akan tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan perantara (washilah) kepada syirik besar. Syirik asghar ada dua macam, yaitu: a)Syirik zhahir (nyata) adalah syirik dalam bentuk ucapan dan perbuatan seperti bersumpah dengan nama selain Allah SWT sebagaiamana firman-Nya dalam al-Qur’an Surah at-Takwir ayat 29. b)Syirik khafi (tersembunyi) adalah syirik dalam hal keinginan dan niat seperti ingin dipuji dan ingin didengar orang lain atas ibadah yang dilaksanakan. Contohnya melakukan suatu amal tertentu hanya ingin dipuji dan disanjung orang lain atau memperbagus bacaan/ gerakan shalat agar dipuji atau disanjung orang. Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an Surah al-Kahfi ayat 110. Dari beberapa macam syirik di atas dapat dipahami bahwa keduanya memiliki perbedaan, yaitu Pertama, syirik akbar dapat menyebabkan pelakunya dihukum keluar dari Islam sedangkan syirik ashgar pelakunya tidak dihukum keluar dari Islam akan tetapi dianggap berdosa dan dosanya lebih besar dari maksiat. Orang yang berbuat syirik ashgar itu lebih berbahaya dari pada orang yang berzina, berjudi, membunuh dan lain-lain. Contoh syirik ashgar adalah memiliki atau menyimpan jimat atau bersumpah dengan menyebut selain Allah SWT. Kedua, Orang yang melakukan syirik akbar amalannya akan hancur sedangkan syirik ashgar tidak hanya saja yang hancur adalah amalan ketika ia melakukan syirik ashgar saja. Ketiga, Syirik akbar akan mengekalkan pelakunya di neraka sedangkan syirik ashgar tidak. C.Hikmah Menghindari Perbutan Syirik 1.Mengangkat manusia ke derajad paling tinggi dan mulia. 2.Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesahajaan. 3.Membuat manusia menjadi suci dan benar. 4.Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal, tidak mempunyai hubungan khusus dengan siapapun/apapun yang menyebabkan rusaknya iman. 5.Tidak mudah putus asa dengan keadaan yang dihadapi. 6.Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia. 7.Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan, menghindari rasa cemburu, dengki, dan iri hati. Melalui risalahnya Allah SWT memperingatkan manusia untuk menjauhi diri dan hatinya dari perbuatan yang dapat menimbulkan kesyirikan. Karena syirik bagi Allah SWT adalah suatu perbuatan yang tidak terampuni dosanya.Dengan demikian jelas bahwa pada dasarnya fitrah manusia sebenarnya tauhid, yaitu mengakui Allah SWT sebagai tuhan yang Esa. BAB III PENUTUP Kesimpulan: 1.Syirik adalah menyamakan selain Allah dengan Allah SWT seperti berdoa atau meminta pertolongan kepada selain Allah SWT namun tetap meminta pertolongan kepada Allah SWT. 2.Maka syirik dibagi menjadi dua macam, yaitu : Syirik Akbar/Jali (Syirik yang Besar/Nyata) dan Syirik Ashgar/ Khafi (Syirik Yang Kecil/Samar). 3.Hikmah Menghindari Perbutan Syirik: a.Mengangkat manusia ke derajad paling tinggi dan mulia. b.Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesahajaan. c.Membuat manusia menjadi suci dan benar. d.Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal, tidak mempunyai hubungan khusus dengan siapapun/apapun yang menyebabkan rusaknya iman. e.Tidak mudah putus asa dengan keadaan yang dihadapi. f.Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia. g.Mengembangkan sikap cinta damai dan keadilan, mengahalau rasa cemburu, dengki, dan iri hati. DAFTAR PUSTAKA Yunus, Mahmud.1990. Kamus Arab Indonesia, Jakarta : Haida Karya Agung. Ahsin W. al-Hafidz. 2008.Kamus Ilmu al-Qur’an, Jakarta : Amzah. Ibn Qayyim al-jauziyah.1993.Kitab Jawabul Kafi, (Terj. Anwar Rasyidi), Semarang : CV. Adhi Grafika. Didin Hafidhuddin.2001.Tafsir al-Hijri : Kajian Tafsir al-Qur’an Surat al-Maidah, Jakarta : Yayasan Kalimah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar