Kamis, 11 Juli 2019

Hubungan Agama Dengan Ilmu Sosial

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan, setiap manusia pasti memerlukan bantuan orang lain, baik dari aspek social, ekonomi, politik dan sebagainya. Ilmu social sangat dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Hidup pasti memerlukan tujuan, dengan agama yang  benar hidup akan lebih tentram.
Agama sangat penting untuk bekal di dunia maupun di akhirat. Belajar untuk memperbaiki agama adalah hal yang baik. Sebagai umat islam, agama sudah disampaikan atau dijelaskan orang tua kapada anaknya. Dengan cara yang berbeda-beda agar anaknya cepat menangkap/memahami apa yang diampaikan oleh orang tuanya.
Ilmu sosiologi sangat berguna bagi kehidupan masyarakat, tergantung bagaimana caranya. Perkembangan teknologi semakin maju, pemikiran masyarakat hampir semua terpengaruh oleh teknologi. Sebenarnya dampak posiif dari teknologi tersebut bertambahnya ilmu. Menggunakan teknologi dalam kehidupan harus bijak. Keterkaitan agama dengan masalah social atau kemanusiaan lebih mendalam akan dibahas dalam makalah ini. 
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembahasan latar belakang di atas, dapat diberikan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keterkaitan agama dengan masalah kemanusiaan?
2. Bagaimana humanisme, liberalisme dan transendensi dalam beragama?


BAB II
PEMBAHASAN
A. Keterkaitan Agama dengan Masalah Kemanusiaan
Sejak kelahiran abad yang lalu, Islam telah tampil sebagai agama yang memperhatikan dan peduli pada keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat, antara hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan antara manusia dengan manusia, dan hubungan antara urusan ibadah dengan dengan urusan muamalah. Jika diadakan suatu perbandingan antara perhatiaan Islam terhadap urusan ibadah dengan urusan muamalah ternyata Islam menekankan urusan muamalah lebih besar daripada urusan ibadah dalam arti khusus. Islam lebih banyak memperhatian aspek kehidupan social daripada aspek kehidupan ritual. Islam adalah agama yang menjadikan seluruh bumi sebagai masjid tempat mengabdi kepada Allah dalam arti yang luas. Muamalah jauh lebih luas daripada ibadah dalam arti yang khusus. 
Keterkaitan agama dengan masalah kemudian sebagaimana tersebut diatas menjadi penting jika dikaitkan dengan situsi kemanusiaan di zaman  modern. Kita mengethui bahwa dewasa ini manusia menghadapi berbagai macam persoalan yang benar-benar membutuhkan pemecahan segera, serba cepat, insan dan otomatis. Kadang-kadang kita merasa bahwa situasi yang penuh dengan problematika di dunia modern justru disebabkan oleh perkembangan pemikiran manusia sendiri. Dibalik kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dunia modern sesungguhnya menyimpan suatu potensi yang dapat menghancurkan martabat manusia. Umat manusia telah berhasil mengorganisasikan ekonomi, menatta struktur politik, serta membangun peradaban yang maju untuk dirinya sendiri, tetapi pada saat yang sama kita juga melihat bahwa umat manusia telah menjadi tawanan dari hasil cipta dan karsanya sendiri.
Sejak manusia memasuki zaman modern, mereka mampu mengembangkan potensi-potensi rasionalnya , mereka memang telah membebaskan diri dari belenggu pemikiran mistis yang irrasional dan belenggu pemikiran hokum alam yang sangat mengikat kebebasaan manusia. Tetapi ternyata di dunia modern ini manusia tidak dapat melepaskan diri dari belenggu lain, yaitu penyembahan kepada hasil ciptaan dirinya sendiri.  Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 110 menyatakan “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka: diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.  (QS Ali Imran [3]:110).
Dengan ilmu social, maka umat islam akan dapat meluruskan gerak langkah perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi saat ini dan juga dapat meredam berbagai kerusuhan social dan tindakan criminal lainnya yang saat ini banyak mewarnai kehidupan. Fenomena kerusuhan, tindakan anarkis, tindakan kekerasan, criminal, pemerkosaan, bencana alam dan kebakaran hutan, kecelakaan lalu lintas yang menelan ribuan nyawa manusia, penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang, penyimpangan social, tindakan nekat, perampasan hak-hak asasi manusia dan masalah social lainnya yang terus berkembang. Pemecahan terhadap masalah tersebut salah satu alternatifnya adalah dengan memberikan nuansa keagamaaan pada ilmu social.
Sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama. Hal demikian dapat dimengerti, karena banyak bidang kajian agama yang baru dapat dipahami secara proporsional  dan tepat apabila menggunakan jasa bantuan dari ilmu sosiologi.
Melalui pendekatan sosiologi agama akan dapat dipahami dengan mudah,  karena agama itu sendiri diturunkan untuk kepentingan social. Dalam al-Qur’an misalnya kita jumpai ayat-ayat berkenaan dengan hubungan manusia dengan manusia lainnya. 
Sosiologi digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam studi islam yang mencoba untuk memahami   islam dari aspek social yang berkembang di masyarakat, sehingga pendidikan dengan pendekatan sosiologis dapat diartikan sebagai sebuah studi yang memanfaatkan sosiologi untuk menjelaskan konsep pendidikan dan memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya. Pendidikan menurut pendekatan sosiologi ini dipandang sebagai salah satu kontruksi  sosial atau diciptakan oleh interaksi social. 
Sosiologi dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama. Hal demikian dapat dipahami  karena banyak bidang kajian yang baru bisa dipahami dan dimengerti secara proporsional dan tepat apabila menggunakan jasa bantuan dari ilmu sosiologi. Dalam agama islam, seperti peristiwa Nabi Yunus yang dahulu budak, lalu akhirnya menjadi penguasa di Mesir. Mengapa dalam melaksanakan tugasnya Nabi Musa harus dibantu oleh  Nabi Harun, dan masih banyak lagi contoh yang lain. Tanpa ilmu social peristiwa-peristiwa tersebut sulit dijelaskan dan sulit pula dipahami maksudnya. Di sinilah letak sosiologi sebagai salah satu alat dalam memahami agama.

B. Humanisasi, Liberalisasi, dan Transendensi dalam Beragama
1. Humanisme dalam beragama
Humanisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang-orang yang mendambakan dan memperjuangkan terwujudnya pergaulan hidup yang lebih baik, berdasarkan asas perikemanusiaan, pengabdi kepentingan sesama umat manusia.
Sebagai sebuah agama, islam merupakan pedoman dan tuntunan bagi manusia untuk menjalani kehidupan, yang didalamnya terkandung ajaran mengenai bagaimana manusia menjalani kehidupaannya di dunia maupun di akhirat. Dalam hal ini secara subtansial, ajaran  islam berisi tentang tutuan manusia untuk memperoleh keslamatan dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Secara fungsional, islam memiliki visi dan misi  pembebasan manusia dari segala bentuk belenggu kemanusiaan. Oleh karena itu, Islam merupakan agama yang menjadikan manusia sebagaimana adanya, atau lebih tepatnya, Islam selaras dengan fitrah manusia.
2. Liberalisasi dalam Beragama
Liberalisme adalah paham yang berusaha memperbear wilayah kebebasan individu dan mendorong  kemajuan social. Liberalisme atau liberal adalah sebuah  ideolgi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasaan dan persamaan hak adalah nilai politik yang utama.
Prinsip kelompok jaringan Islam liberal selalu mengedepankan asas persamaan dan esoterisme  pemahaman yang dibuktikkan oleh filsafatnya yakni Dengan nama Allah, Tuhan Pengasih, Than Penyayang, Tuhan segala agama.
Kelompok liberalisme ini tidak sembarang melakukan gerakan tanpa ada aturan hukumnya, liberalisme pemikiran itu juga bagian dari Islam. Liberalisme barat menolak aspek metafisik  bahkan mengamputasi nilai-nilai spiritualitas, sedangkan liberalisme Islam adalah gerakan yang mengedepankan rasional ketimbang aspek fikhi dan masih tetap berada di dalam koridor memelihara nilai-nilai metafisik yang bersifat spiritualitas. 
3. Transendensi dalam Beragama
Studi tentang Tuhan dan jagat raya di luar perspektif Hegel mengalami perkembangan substantif , bagaimana hubungan Tuhan dengan manusia dan jagat raya, selama ini berkembang pada dua perspektif filosofis. Pertama, perspektif yang syarat dengan pendekatan antroposentris,  menyakini hanya manusia yang memilki nilai dalam dirinya, sementara jaga raya nilainya bersifat instrumental,  alam diciptakan untuk mengabdi bagi kepentingan manusia. Pada dimensi demikian, terkait pemahaman tentang Tuhan yang kesepian, berdialektika, kemudian mewujud menjadi alam. Dengan demikian Tuhan menciptakan manusia, kemudian alam sebagai dualits Tuhan diprintahkan mengabdi pada manusia, selanjutnya, perintah Tuhan pada manusia agar ia mengabdi kepadaNya, terjadi pemahaman kontradiktif logika yang tidak berdialektif  (perlu dikaji lebih komprehensif  pada posisi lain).
Pemikiran kedua, membangun perspektifnya berdasarkan pada landasan filosofis ekosentrisme, penekanannya alam memiliki nilai sendiri, terlepas dari kepentingan manusia. Terjadi relevansi   teoretik  antara pemikiran ekosentrisme  dengan pemahaman Hegel tentang alam semesta yang merupakan wujud Tuhan dalam bentuk lain. Namun dalam hal prinsip kesadaran eksistensialis Tuhan mengalami kontradiksi  logika,, ketika anggapan bahwa Tuhan terlembagakan sebagai suatu makhluk yang dapat diraba, ditata bahkan dirusak, dimana suatu saat Dia Marah akibat ulah manusia yang tidak memeliharanya.



BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan sebelumnya, dapatlah disimpulkan sebagai berikut:
1. Keterkaitan Agama dengan Masalah Kemanusiaan
Sejak kelahiran abad yang lalu, Islam telah tampil sebagai agama yang memperhatikan dan peduli pada keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat, antara hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan antara manusia dengan manusia, dan hubungan antara urusan ibadah dengan dengan urusan muamalah.
2. Humanisme, liberalisme, dan transendensi dalam beragama
a. Humanisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang-orang yang mendambakan dan memperjuangkan terwujudnya pergulan hidup yang lebih baik, berdasarkan asas perikemanusiaan, pengabdi kepentingan sesama umat manusia.
b. Prinsip kelompok jaringan Islam liberal selalu mengedepankan asas persamaan dan eosterisme pemahaman yang dibuktikkan oleh filsafatnya yakni Dengan nama Allah, Tuhan Pengasih, Tuhan Penyayang, Tuhan segala agama
c. Studi tentang Tuhan dan jagat raya di luar perspektif Hegel mengalami perkembangan substantif, bagaimana hubungan Tuhan dengan manusia dan jagat raya, selama ini berkembang pada dua perspektif filosofis.


DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Respon Masyarkat Muslim Terhadap Liberalisme Di Indonesia  (Universitas Islam Negeri Alauddin, Sulesana, vol. 10, No. 1, 2015), 69.
Aswadi, Islam sebagai Hasil Hubungan Sosial (Jurnal Sosiologi Islam, vol.1, No.1, t.k, 2012), 123.

Suharman Cinu, Keluar Dari Alienasi Terhadap Manusia (Perspektis Teosofi Transenden), (Jurnal Ushuluddin, Universitas Tadulako, Palu, Vol.  23, No. 2, t.p, 2015), 211.
Tabrani, Arah Baru Metodologi Studi Islam, (Yogyakarta:Ombak, 2015), 154.
Yahya Edi Ruswandi, Pemikiran Islam Liberal Dalam Perspektif Pendidikan Agama Isam (Telaah Buku Menyegarkan Pemikiran Islam Bunga Rampai Surat-Surat Tersiar Karya Ulil Abshar Abdalla), (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga), 11.
Yushinta Eka Farida, Humanisme Dalam Pendidikan Islam (Jurnal Tarbawi Vol. 12, No. 1, t.k, 2015).108.

https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/irasional.html. Diakses 2 Maret 2019, pukul 11:34.
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/proporsional.html. Diakses 2 Maret 2019, pukul 09:36.
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web/id/kontruksi.html. Diakses 2 Maret 2019, pukul 09:40.
Yushinta Eka Farida, Humanisme Dalam Pendidikan Islam (Jurnal Tarbawi Vol. 12, No. 1, t.k, 2015).108.
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web/id/esoteorisme.html Diakses 2 Maret 2019 pukul 09:44.
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web.id/metafisik.hml. Diakses 2 Maret 2019, pukul 09:48.
https://www.oogle.com/amp/s/kbbi.web/id/substantif.html. Diakses 2 Maret 2019, pukul 09:55.
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web/id/antroposentri.html. Diakes 2 Maret 2019, pukul 09:59.
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web/id/instrumental.html. Diakses 2 Maret 2019, pukul 10:02.
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web/id/dialektika.html. Diakses 2 Maret 2019, pukul 09:05
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web/id/komprehensif.html.  Diakses 2 Maret 2019, pukul 10:13.
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web/id/relevansi.html. Diakses 2 Maret 2019, pukul 10:32.
https://www.google.com/mp/s/kbbi.web/id/teori.html. Diakses 2 Maret 2019, pukul 10:34.
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web/id/eksistensialisme.html. Diakses 2 Maret 2019, pukul 10:36.
https://www.google.com/amp/s/kbbi.web/id/kontadiksi.html. Diakse 2 Maret 2019, pukul 10:44.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar